Rabu, 19 Oktober 2011

DEAR HEIDY, MENGGEBRAK TANPA AMPUN

Dear Heidy terbentuk pada bulan September 2005 dan bersemayam di Kranggan Permai, Cibubur. Terdiri dari 6 personil yang mempunyai background musikalitas yang berbeda-beda. Ada unsur : Hip Metal, Japanese Rock, Pop Rock, serta Punk Rock yang terdapat dalam diri masing-masing personil. Dengan penggabungan unsur tersebut, Dear Heidy memberikan suatu energi alternatif yang telah ada. Visi dan Misi telah berkembang melebur menjadi suatu musik Alternative-Rock.

Unsur musik Alternative Rock dalam konteks diri kami adalah luapan ekspresi dan emosi yang dituangkan dalam hasil karya cipta. Kami sadar dan tidak membantah dari mata hati dan telinga bahwa unsur cinta merupakan simbol kuat yang begitu menyelimuti musik di dunia ini. Cinta begitu sangat membahana dan fantastik. Dalam konteks musikalitas Dear Heidy, cinta telah merasuki dan menjiwai dalam menciptakan hasil karya ini. Tetapi kami mencoba untuk memberikan rasa dan warna yang begitu berbeda.

Nama “Dear Heidy” tercipta dari bahasa yang kami tafsirkan sebagai potret decak kagum akan anugerah Tuhan yang terbesar yaitu: Cinta dan Wanita, hal ini begitu hampir sempurna di mata kami, Cinta dan Wanita sebagai sumber inspirasi kami dalam mewujudkan cipta karya seni, namun tidak menutup kemungkinan apresiasi ide kreatif nanti yang kami suguhkan akan mengekspresikan ciptaan dan anugerah Tuhan yang lain.


Influence :

ATREYU,ALESANA, AVANGED SEVENFOLD,LINKIN PARK,AS I LAY DYING,BILLY TALENT,BREAKING BENJAMIN,FUNERAL FOR A FRIEND,FALL OUT BOY,PROTEST THE HERO,SILVERSTEIN,FINCH,R.H.C.P,FROM FIRST TO LAST,DREAM THEATER,PANTERA,SOULFLY,THRICE,PARAMORE,MY CHEMICAL ROMANCE,S.O.T.Y,KORN,MUSE,IRON MAIDEN,METALLICA,THE USED,THE RED JUMP SUIT APPARATUS,SAOSIN,RADIO HEAD,30 SECOND TO MARS,LOST PROPHETS,GREEN DAY,R.A.T.M,SAINT LOCO,PAS BAND,ALONE AT LAST,BURGER KILL,NIGHTWISE,ROCKET ROCKERS,KOIL,TAKING BACK SUNDAY,SMASHINGPUMKINS,MUDVAYNE,STAIND, UNDEROATH,CIRCA SURVIVE,BULLET FOR MY VALENTINE,HIM,
Liputan : http://rocksoundhardcore.blogspot.com/2011/05/dear-heidy-jakarta-id-rock-alternative.html

Sabtu, 15 Oktober 2011

DICKY DEAR HEIDY : TANGGUNG JAWAB MORAL PERKEMBANGAN MUSIK ADA DI KOMUNITAS

Disela-sela aksi gila-gilaan sejumlah band yang tampil di event bertajuk COMMUNITY NIGHT, Pagerzine berhasil membajak Dicky, salah satu personil Dear Heidy rock band yang menjadi penjaga gawang event reguler mingguan ini. Aksi pembajakan ini terpaksa dilakukan mengingat dari awal acara, Dicky seakan tidak punya waktu untuk mendudukkan pantatnya sejenak dan nampak sibuk mengurus ini itu bersama teamnya. Yah, jelas ini konsekwensi !

Dicky dan teamnya mengaku bukan event organizer kawakan yang menggarap sebuah event dengan plan A plan B. Mereka adalah sekumpulan anak band yang peduli dengan kebutuhan perform kawan-kawan band lainnya. Tapi eits, tunggu dulu ! Ini bukan sekedar garapan nekad Dicky and the gank. Dalam catatan sejarah, KORN, band hip metal asal California ternyata juga sering melakukan apa yang dilakukan Dicky dkk. Tak peduli mereka sudah sengetop apa, mereka tetap tak malu untuk gotong-gotong sound system dan mengorganizer konser reguleran, bahkan manggung di event yang mereka bikin sendiri. Faktanya, SYSTEM OF DOWN dan LIMB BIZKIT sempat beberapa kali main di event komunitas garapan KORN sebelum keduanya melesat naik dikemudian hari.

Berikut ini hasil interogasi yang dikorek Pagerzine dari Dicky, tentang event edan-edanan yang digelarnya hingga saat ini.

PAGERZINE
Dari awal hingga akhir, saya lihat band-band yang tampil nampak maksimal performasinya. Apa memang selalu begitu tiap minggunya ?

DICKY
Bisa jadi memang begitu. Atmosfer Community Night memang selalu memancing band-band yang terjun di event ini selalu tampil maksimal. Mungkin juga karena lokasinya yang bebas merdeka di pinggir jalan lepas sehingga seakan tidak ada yang menghambat ekspresi mereka saat perform.

PAGERZINE
Senjata dan amunisi peralatannya kayaknya juga mendukung

DICKY
Oh ya ? Kami sekedar berusaha memberi yang terbaik. Kalau sound dan alatnya memadai pasti yang main juga makin puas. Ini tidak lepas dari support penuh Bizz Inc studio sebagai payung besar event ini dan sejumlah event lainnya.

PAGERZINE
Lho, ternyata banyak event disini ?

DICKY
Ada yang reguler, ada yang temporer. Yang reguler salah satunya Community Night ini di tiap malam jumat. Community Night cenderung seperti silaturahmi musik dimana berbagai band dari sejumlah komunitas musik penjuru Jabodetabek tumplek di satu panggung. Sementara itu di malam minggu ada Classic Rock. Bedanya kalo Classic Rock lebih ke konser one by one grup tiap minggunya. Satu grup tampil di satu malam minggu. Minggu depannya beda lagi grupnya.

PAGERZINE
Sudah berapa lama Community Night terselenggara ?

DICKY
Setidaknya sudah lebih dari dua tahun berjalan. Semua yang perform disini gratis. Tinggal menghubungi saya, datang ke studio Bizz Inc atau bisa juga mendaftar ke sejumlah media partner kita. Event ini adalah event yang konsisten diselenggarakan. Ada atau gak ada yang nonton, hujan atau gak ada hujan tetap berjalan. Kita ingin menjadikan Community Night bukan hanya sekedar jadi peluang manggung band-band. Lebih dari itu kita ingin Community Night menjadi event yang punya tanggung jawab moral terhadap perkembangan musik Indonesia.

PAGERZINE
Apa tidak terlalu muluk-muluk ?

DICKY
Sama sekali tidak ! Sekarang ini kita sulit sekali mempercayakan kemajuan musik Indonesia pada Industri yang dibelakangnya hanya diperkuat oleh modal. Bukti nyatanya adalah, sudah berapa band yang habis manis sepah dibuang ? Muncul sekali sudah itu mati. Inilah alasan mengapa musisi-musisi Indonesia jaman milenium cuma seperti debu, sekali tiup hilang tanpa ada yang jadi legenda ataupun bertahan lama.

PAGERZINE
Musisi-musisi tissue ya ?

DICKY
Hahaha...sekali pake sudah itu buang ! Benar bro ! Nah, kalau sudah begitu kejadiannya maka komunitaslah satu-satunya harapan untuk menunjukkan bahwa musisi Indonesia memang punya kualitas. Di komunitas tak ada unsur yang memiliki tendensi-tendensi. Dia apa adanya dan berdiri sebagai sebuah gerakan moral untuk menjaga eksistensi karya-karya musik yang tidak mendapat tempat di Industri.

PAGERZINE
Apa band-band yang tampil disini diseleksi dulu ? Saya lihat perform mereka dari tadi sangat luar biasa dalam ukuran saya. Mereka juga terlihat sangat siap untuk disebut band dan layak terpublikasikan secara luas.

DICKY
Wah, tidak...tidak ada itu seleksi di Community Night. Hem, mungkin seleksi diri saja, maksudnya diri mereka sendiri yang menyeleksi sudah layak atau tidak mereka perform dengan apik.

PAGERZINE
Strategi apa yang membuat Community Night sebagai sebuah event reguler mingguan mampu bertahan dua tahunan ?

DICKY
Sebenarnya tidak ada strategi khusus, cuman kita perlu menjaga atmosfer perkawanan dan soliditas di tiap awal hingga akhir acara, dengan demikian, kehangatan suasana ini akan terus menerus terceritakan dari mulut ke mulut dari band yang pernah perform di Community Night ke band yang belum pernah silaturahmi disini. Kerjasama juga kami lakukan dengan sejumlah media patner, diantaranya dengan Chitarra Radio Online yang menyiarkan secara live acara ini sehingga bisa terpantau lebih luas lagi. Cara lainnya adalah dengan meminta kepada kawan-kawan yang perform di sini untuk membawa serta sebanyak-banyaknya massa. Anda bisa lihat sendiri saat ini, ada sekian banyak massa yang dibawa oleh band Shira Shiren, D'Hidrasi, Buronan Mertua, Snoopy Project, Symbol dan tentu saja penikmat musik yang selalu setia datang menonton acara Community Night ini. Begitulah, sebenarnya tidak ada strategi khusus.

PAGERZINE
Oke, sekarang waktunya kita menyerongkan pembicaraan. Btw, apa pendapat anda tentang fenomena boyband dan girl band ?

DICKY
Pendapat saya ? ( Dicky terlihat mikir...)

PAGERZINE
Saya minta anda tidak menjawab dengan munafik.

DICKY
Hem, bagaimana kalau saya jawab dengan kata KAMPRET saja ? ( Kami langsung tergelak-gelak) Sekali lagi ini kelucuan yang ditampilkan para pemodal yang membekingi industri. Kita diajari menonton sekelompok laki-laki manis yang beberapa diantaranya makin lama kalo dilihat sebenarnya malah mirip banci. Padahal kalo kita menengok boyband di era-era 90-an, mereka tampil jantan-jantan kok.(Dicky garuk-garuk kepala sendiri)

PAGERZINE
Oke, daripada kita digeruduk boyband yang satu grupnya berjumlah seperti kesebelasan bola itu, saya nanya yang lain deh.
Setahu saya, sepenuhnya anda menggunakan kekuatan jejaring sosial via internet untuk menggenjot berbagai garapan kreatif anda. Seberapa kuat daya media online mendukung proyek-proyek yang anda buat ?

DICKY
Wah, meski teknologi ini ciptaan manusia, tapi kayaknya ini juga merupakan adilnya Tuhan. Kenapa ? Sebab media ini membuat kelompok-kelompok yang tadinya tidak mendapat tempat menjadi punya ruang untuk menyerbu balik. Saya yakin ke depan hampir tidak ada bedanya mereka yang berada di ruang industri dengan mereka yang diluar mainstream. Semua akan sama rata kelasnya. Sedikit demi sedikit toh kita bisa merasakan betapa babak belurnya industri musik yang selama ini dimonopoli oleh mayor label gara-gara internet. Sejumlah perusahaan rekaman terpaksa tutup baik di dalam maupun di luar negeri. Applause to internet karena membuat sejumlah band yang tidak dipayungi mayor label bisa membabi buta menguasai dunia maya. Blak-blakan saja, sampai saat ini saya tidak bisa membedakan mana band mayor mana band gerilya.

PAGERZINE
Bagaimana kalau cara membedakannya dengan menonton TV ? Gampangnya, yang masuk TV adalah band mayor

DICKY
Untuk saat ini saya menyarankan agar jangan menonton TV. TV lebih semu daripada dunia maya. Band-band yang masuk TV belum tentu band mayor. Dalam berbagai fakta, band yang masuk TV adalah band yang punya uang agar bisa tampil di TV. Jadi bagaimana kita bisa membedakannya ?

PAGERZINE
Di era yang serba digital, apakah masih perlu musisi punya karya fisik, maksud saya seperti kaset atau CD. Ini karena hampir semua karya yang beredar bentuknya file.

DICKY
Saya rasa tetap perlu. Karya fisik adalah produk karya yang tidak bisa di format atau di delete seperti file. Produk ini adalah bukti sejarah kekaryaan yang harus ada. Bukan hanya itu, sebenarnya kita juga memerlukan bukti-bukti kekaryaan lain seperti misalkan merchandise dan aksesoris untuk memperkuat produk fisik yang kita punya.

PAGERZINE
Pertanyaan penutup. Apa yang anda lakukan setelah event ini berakhir tengah malam nanti ?

DICKY
Pijat dan Urut !

Senin, 19 September 2011

Review on Rock Sound Hardcore

Dear Heidy was formed in September 2005 and residing in Kranggan Permai, Cibubur. Consists of 4 personnel who have a musical background different. There are elements: Hip Metal, Japanese Rock, Pop Rock, and Punk Rock contained within their respective personnel. By combining these elements, Dear Heidy provide an alternative energy that already exists. Vision and Mission has evolved into a musical melting-Rock Alternative.

Alternative rock music elements in our context is the surge of self-expression and emotion that poured in copyrighted works. We are aware and do not argue from the eyes of the heart and ears that the element of love is a powerful symbol that enveloped the music in this world. Love is booming and so fantastic. In the context of musicality Dear Heidy, love has infected and animating in creating this work. But we try to give flavor and color are so different.

The name "Dear Heidy" created from the language that we interpret as a clicking sound impressed with the portrait of God's greatest gift is: Love and Women, it was almost perfect in our eyes, Love and Women as a source of our inspiration in creating works of art copyrighted, but not the possibility of appreciation of creative ideas that we'll suguhkan will express God's creation, and other gifts.